( HIKMAH ) DOA TIADA HENTI BAGI PENGORBANAN SEORANG IBU
Bersabda Nabi shollal...
Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.
( HIKMAH ) DOA TIADA HENTI BAGI PENGORBANAN SEORANG IBU
Bersabda Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Allah melarang kalian durhaka kepada ibu kalian.”(HR Bukhary) Asma binti Abu Bakar berkata: “Telah datang kepadaku ibuku dan dia seorang wanita musyrik di zaman Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Maka aku datang kepada Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam meminta fatwa beliau. Aku bertanya kepada beliau: ”Telah datang kepadaku ibuku sedangkan ia punya suatu keperluan. Apakah aku penuhi permintaan ibuku itu?” Maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Iya, penuhilah permintaan ibumu itu.” (HR Bukhary)
Mengapa kaum ibu sedemikian diutamakan?
Karena mereka adalah fihak yang sejak masih mengandung anak saja sudah merasakan beban memikul tanggung-jawab membesarkan anak-anaknya. Mereka adalah pendamping, penyayang, pengasuh dan pengajar pertama dan utama bagi seorang anak.
Ibu adalah fihak yang paling banyak direpotkan oleh anak semenjak mereka masih kecil. Begitu lahir anak menuntut air susu ibunya. Keinginan minum ASI seringkali tidak pandang waktu. Bisa jadi seorang ibu di tengah malam ”terpaksa” bangun mengorbankan waktu istirahatnya demi menyusui buah hatinya.
Seorang ibu juga direpotkan ketika anaknya ngompol dan buang air besar. Ibulah yang biasanya harus mencebok dan membersihkan anaknya. Semakin ikhlas seorang ibu mengerjakan semua aktifitas tadi maka semakin melekatlah si anak kepada dirinya. Di balik segala kerepotan tadi sesungguhnya terjalinlah ikatan hati yang semakin kokoh antara ibu dan anak. Itulah sebabnya ketika seseorang sudah dewasa sekalipun, tatkala dalam kesepian tidak jarang rasa rindu akan belaian tangan ibunya yang penuh kasih sayang terkenang kembali.
Dalam pepatah Arab ada ungkapan berbunyi Al-Ummu madrasah (ibu adalah sekolah). Benar, saudaraku. Seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi setiap anak. Ibulah yang pertama kali mengajarkan banyak pelajaran awal tentang kehidupan kepada anak. Apalagi di zaman penuh fitnah seperti sekarang dimana al-ghazwu al-fikri (perang pemikiran/ perang budaya/ perang ideologi) datang menyerbu rumah-rumah kaum muslimin. Serbuan itu datang dari berbagai penjuru.
Kehadiran seorang ibu yang memiliki wawasan pengetahuan luas menjadi laksana penjaga benteng terakhir bagi anak-anaknya. Ibulah yang bertugas membentengi, memfilter dan mengarahkan anak-anak menghadapi berbagai serbuan perang budaya tadi.
Di masa kita dewasa ini saat mana faham ateisme, materialisme, sekularisme, liberalisme dan pluralisme begitu dominan mewarnai kehidupan masyarakat dunia, maka kehadiran seorang ibu sendirian mendampingi anak-anaknya kadang dirasa kurang memadai. Sehingga kerjasama antara ayah-mukmin dan ibu-mukminah sangat diperlukan. Dalam dunia modern anak-anak kita sangat perlu pengarahan yang sangat kokoh dan kompak dari kedua orang-tuanya sekaligus untuk meng-counter serangan musuh-musuh Islam yang pengaruh buruknya semakin hari semakin hegemonik.
Betapapun, seorang ayah tidak mungkin diharapkan untuk terus-menerus berada di rumah karena tuntutan mencari ma’isyah (penghasilan) bagi anak-isterinya. Oleh karenanya kehadiran dan keaktifan peran seorang ibu di rumah mendampingi anak-anaknya menjadi sangat strategis. Oleh karenanya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyetarakan hadir dan aktifnya seorang ibu mendampingi anak-anaknya di rumah dengan aktifitas jihad fi sabilillah yang dilakukan oleh kaum pria di medan perang menghadapi musuh-musuh Allah.
Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Kaum wanita datang menghadap Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bertanya: “Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah?” Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR Al-Bazzar)
Do’a Untuk Kedua Orangtua
رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
Rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kama rabbayaanii shaghiiraan
Artinya :“Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah menyayangiku semasa kecilku”, Aamiin, semoga Allah menjadikan kedua orangtua kita selamat didunia dan akhirat dalam ampunan dan karunia-Nya.
Dan semoga makin banyak kaum Ibu yang shalih dan yang diterima jerih payahnya dalam membina, memelihara sakinahnya Rumah Tangga kaum Muslimiin, semoga Allah menerima pahala-pahala mereka dan semua yang mengaminkan doa ini.
Aamiin Yaa Robbal 'alamiin.
( Informasi ) Riyadhoh peserta Yatim dan Dhuafa Gabungan pengajian pedalaman MT KH Ridwan Anshory, berpuasa, malam Jumat bertadarus khataman, dzikir2 Asmaul Husna, Tahajud, shubuh, dhuha - hingga Jumat malam. Bagi yang ikhlas berbagi, menyempurnakan kekurangan2 amaliah, serta didoakan para Dhuafa dan Yatim secara khusus berjamaah setelah Shalat Tahajud dua malam berturut2, infaqkan terbaik ke Rek infaq An. Siti Dahlia. BCA An. No Rek. 3911 2402 44 dan Bank Syariah Mandiri Rek. 704-208- 1714), Konfirmasikan donasi struk diemail/boleh pernyataan nominal saja (jika tidak sempat), nama (Nasabnya spt BIN dan BINTI) dan isi hajatnya, kirim e-mail : timustadz@yahoo.com - Subjek : Berbagi dhuafa dan Doa. (Ctt : Donasi berlaku singkat Tgl. 11, 12, 13 Des 2013 (Berkaitan wkt kegiatan)
Demikian "( HIKMAH ) DOA TIADA HENTI BAGI PENGORBANAN SEORANG IBU
Bersabda Nabi shollal..." semoga bermanfaat.
---
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151882264091840&set=a.117212296839.110306.109056501839&type=1
Bersabda Nabi shollal...
Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.
( HIKMAH ) DOA TIADA HENTI BAGI PENGORBANAN SEORANG IBU
Bersabda Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Allah melarang kalian durhaka kepada ibu kalian.”(HR Bukhary) Asma binti Abu Bakar berkata: “Telah datang kepadaku ibuku dan dia seorang wanita musyrik di zaman Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Maka aku datang kepada Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam meminta fatwa beliau. Aku bertanya kepada beliau: ”Telah datang kepadaku ibuku sedangkan ia punya suatu keperluan. Apakah aku penuhi permintaan ibuku itu?” Maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Iya, penuhilah permintaan ibumu itu.” (HR Bukhary)
Mengapa kaum ibu sedemikian diutamakan?
Karena mereka adalah fihak yang sejak masih mengandung anak saja sudah merasakan beban memikul tanggung-jawab membesarkan anak-anaknya. Mereka adalah pendamping, penyayang, pengasuh dan pengajar pertama dan utama bagi seorang anak.
Ibu adalah fihak yang paling banyak direpotkan oleh anak semenjak mereka masih kecil. Begitu lahir anak menuntut air susu ibunya. Keinginan minum ASI seringkali tidak pandang waktu. Bisa jadi seorang ibu di tengah malam ”terpaksa” bangun mengorbankan waktu istirahatnya demi menyusui buah hatinya.
Seorang ibu juga direpotkan ketika anaknya ngompol dan buang air besar. Ibulah yang biasanya harus mencebok dan membersihkan anaknya. Semakin ikhlas seorang ibu mengerjakan semua aktifitas tadi maka semakin melekatlah si anak kepada dirinya. Di balik segala kerepotan tadi sesungguhnya terjalinlah ikatan hati yang semakin kokoh antara ibu dan anak. Itulah sebabnya ketika seseorang sudah dewasa sekalipun, tatkala dalam kesepian tidak jarang rasa rindu akan belaian tangan ibunya yang penuh kasih sayang terkenang kembali.
Dalam pepatah Arab ada ungkapan berbunyi Al-Ummu madrasah (ibu adalah sekolah). Benar, saudaraku. Seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi setiap anak. Ibulah yang pertama kali mengajarkan banyak pelajaran awal tentang kehidupan kepada anak. Apalagi di zaman penuh fitnah seperti sekarang dimana al-ghazwu al-fikri (perang pemikiran/ perang budaya/ perang ideologi) datang menyerbu rumah-rumah kaum muslimin. Serbuan itu datang dari berbagai penjuru.
Kehadiran seorang ibu yang memiliki wawasan pengetahuan luas menjadi laksana penjaga benteng terakhir bagi anak-anaknya. Ibulah yang bertugas membentengi, memfilter dan mengarahkan anak-anak menghadapi berbagai serbuan perang budaya tadi.
Di masa kita dewasa ini saat mana faham ateisme, materialisme, sekularisme, liberalisme dan pluralisme begitu dominan mewarnai kehidupan masyarakat dunia, maka kehadiran seorang ibu sendirian mendampingi anak-anaknya kadang dirasa kurang memadai. Sehingga kerjasama antara ayah-mukmin dan ibu-mukminah sangat diperlukan. Dalam dunia modern anak-anak kita sangat perlu pengarahan yang sangat kokoh dan kompak dari kedua orang-tuanya sekaligus untuk meng-counter serangan musuh-musuh Islam yang pengaruh buruknya semakin hari semakin hegemonik.
Betapapun, seorang ayah tidak mungkin diharapkan untuk terus-menerus berada di rumah karena tuntutan mencari ma’isyah (penghasilan) bagi anak-isterinya. Oleh karenanya kehadiran dan keaktifan peran seorang ibu di rumah mendampingi anak-anaknya menjadi sangat strategis. Oleh karenanya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyetarakan hadir dan aktifnya seorang ibu mendampingi anak-anaknya di rumah dengan aktifitas jihad fi sabilillah yang dilakukan oleh kaum pria di medan perang menghadapi musuh-musuh Allah.
Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Kaum wanita datang menghadap Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bertanya: “Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah?” Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR Al-Bazzar)
Do’a Untuk Kedua Orangtua
رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
Rabbighfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kama rabbayaanii shaghiiraan
Artinya :“Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah menyayangiku semasa kecilku”, Aamiin, semoga Allah menjadikan kedua orangtua kita selamat didunia dan akhirat dalam ampunan dan karunia-Nya.
Dan semoga makin banyak kaum Ibu yang shalih dan yang diterima jerih payahnya dalam membina, memelihara sakinahnya Rumah Tangga kaum Muslimiin, semoga Allah menerima pahala-pahala mereka dan semua yang mengaminkan doa ini.
Aamiin Yaa Robbal 'alamiin.
( Informasi ) Riyadhoh peserta Yatim dan Dhuafa Gabungan pengajian pedalaman MT KH Ridwan Anshory, berpuasa, malam Jumat bertadarus khataman, dzikir2 Asmaul Husna, Tahajud, shubuh, dhuha - hingga Jumat malam. Bagi yang ikhlas berbagi, menyempurnakan kekurangan2 amaliah, serta didoakan para Dhuafa dan Yatim secara khusus berjamaah setelah Shalat Tahajud dua malam berturut2, infaqkan terbaik ke Rek infaq An. Siti Dahlia. BCA An. No Rek. 3911 2402 44 dan Bank Syariah Mandiri Rek. 704-208- 1714), Konfirmasikan donasi struk diemail/boleh pernyataan nominal saja (jika tidak sempat), nama (Nasabnya spt BIN dan BINTI) dan isi hajatnya, kirim e-mail : timustadz@yahoo.com - Subjek : Berbagi dhuafa dan Doa. (Ctt : Donasi berlaku singkat Tgl. 11, 12, 13 Des 2013 (Berkaitan wkt kegiatan)
Demikian "( HIKMAH ) DOA TIADA HENTI BAGI PENGORBANAN SEORANG IBU
Bersabda Nabi shollal..." semoga bermanfaat.
---
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151882264091840&set=a.117212296839.110306.109056501839&type=1
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Catatan Dakwah /
Facebook /
FB /
Notes /
YM /
Yusuf Mansur
dengan judul ( HIKMAH ) DOA TIADA HENTI BAGI PENGORBANAN SEORANG IBU Bersabda Nabi
shollal.... Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://yusufmansyur-on.blogspot.com/2014/01/hikmah-doa-tiada-henti-bagi-pengorbanan.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
admin -