( HIKMAH ) WASPADA MENJADI INSPIRATOR DOSA
Berkatalah yang baik atau diam. Ja...
Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.
( HIKMAH ) WASPADA MENJADI INSPIRATOR DOSA
Berkatalah yang baik atau diam. Jangan sampai ada yang mencontoh dosa kita hanya karena kita telah bercerita pada orang yang salah dan dengan cara yang salah pula. Bermaksiat di masa lalu? Usai sudah, jangan berbangga atas kemaksiatan kita, apalagi jika kita telah bertaubat dan Allah telah menutupi aib kita dari orang-orang sedunia.
Bila kita pernah khilaf, boleh saja kita menceritakannya. Tapi harus pada orang yang berkompeten, misal pada ustaz atau psikolog, semua dalam rangka mencari satu hal yakni solusi, sekali lagi solusi.
Jika kita telah bertobat, maka simpanlah kisah kelammu baik-baik, jika engkau ingin berbagi cerita bahwa engkau pernah salah dan agar orang lain mengambil ibroh (hikmah) dari ceritamu, maka ceritakan secara umum atau garis besarnya saja tanpa harus deti.
Misalnya, ”Saya juga pernah tergelincir, tapi Alhamdulillah Allah telah menyelamatkan saya”, that’s all. Jika ada teman yang iseng bertanya tentang masa lalumu seperti kalimat ini “Idih, gimana ceritamu sama si A mantanmu dulu, masih ingat nda?”, tak usahlah diperpanjang, cukup katakan “Itu masa lalu kawan, aku telah bertobat dan telah membuka lembaran baru”.
Cukuplah hadis dari Abu Hurairoh bahwa Rasululloh bersabda:
“Semua ummatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali Mujahirin (orang yang memberitahukan kemaksiatannya pada orang lain). Dan sesungguhnya termasuk Al-majanah bila orang itu pada malam hari berbuat kejahatan, kemudian pada waktu paginya dia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku berbuat demikian dan demikian’ padahal malam harinya Robb-nya telah menutupi (aibnya tersebut), namun pagi hari dia sendiri yang membuka apa yang telah ditutup oleh Alloh,” (HR.Bukhori 5/3254).
Nabi saw bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak akan berkurang dari pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesataan, atasnya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengekornya, tidak berkurang bosa-dosa mereka sedikitpun” (HR. Muslim, At-Tirmizi, dan Ibnu Majah)
Hadits di atas senafas dengan hadits مَنْ سَنَّ سُنَّة حَسَنَة وَمَنْ سَنَّ سُنَّة سَيِّئَة. Al-Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa dua hadits sejenis merupakan motivasi untuk memprakarsai perkara-perkara yang baik sekaligus keharaman menginspirasi perkara-perkara buruk.
Siapapun yang yang menginspirasi orang lain untuk kebiasaan yang baik, ia pasti akan mendapat pahala seperti pahala-pahala orang yang terinspirasi olehnya sampai hari kiamat.
Demikian pula sebaliknya dengan hal-hal yang buruk. “Inspirasi di sini baik di masa hidup atau sesudah mati,” pungkas beliau. (Sarh Muslim, Maktabah Syamilah)
Hati-Hati memasang status, mengumbar keburukan di gambar status media dsb, ditambah dengan kata-kata yang tidak perlu apalagi memancing inspirasi kemaksiatan fikiran kotor dan lain sebagainya. Semuanya akan dimintakan pertanggungjawaban dihari kiamat dan mereka yang mengikuti dosanya akan dibebankan sebagai catatan keburukan yang menumpuk.
Kecuali ajakan kepada kebaikan, dzikrullah dan ketaatan kepada Al Quran dan hadits akan sebaliknya mengumpulkan kebaikan pahala orang-orang yang terinspirasi dengannya.
Semoga Allah membimbing kita dan kaum Muslimin untuk teguh mengikuti jalan yang diredhoi-Nya, Aamiin Yaa Robbal 'alamiin.
Demikian "( HIKMAH ) WASPADA MENJADI INSPIRATOR DOSA
Berkatalah yang baik atau diam. Ja..." semoga bermanfaat.
---
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151880144986840&set=a.117212296839.110306.109056501839&type=1
Berkatalah yang baik atau diam. Ja...
Berikut uraian dari pembahasan judul di atas.
( HIKMAH ) WASPADA MENJADI INSPIRATOR DOSA
Berkatalah yang baik atau diam. Jangan sampai ada yang mencontoh dosa kita hanya karena kita telah bercerita pada orang yang salah dan dengan cara yang salah pula. Bermaksiat di masa lalu? Usai sudah, jangan berbangga atas kemaksiatan kita, apalagi jika kita telah bertaubat dan Allah telah menutupi aib kita dari orang-orang sedunia.
Bila kita pernah khilaf, boleh saja kita menceritakannya. Tapi harus pada orang yang berkompeten, misal pada ustaz atau psikolog, semua dalam rangka mencari satu hal yakni solusi, sekali lagi solusi.
Jika kita telah bertobat, maka simpanlah kisah kelammu baik-baik, jika engkau ingin berbagi cerita bahwa engkau pernah salah dan agar orang lain mengambil ibroh (hikmah) dari ceritamu, maka ceritakan secara umum atau garis besarnya saja tanpa harus deti.
Misalnya, ”Saya juga pernah tergelincir, tapi Alhamdulillah Allah telah menyelamatkan saya”, that’s all. Jika ada teman yang iseng bertanya tentang masa lalumu seperti kalimat ini “Idih, gimana ceritamu sama si A mantanmu dulu, masih ingat nda?”, tak usahlah diperpanjang, cukup katakan “Itu masa lalu kawan, aku telah bertobat dan telah membuka lembaran baru”.
Cukuplah hadis dari Abu Hurairoh bahwa Rasululloh bersabda:
“Semua ummatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali Mujahirin (orang yang memberitahukan kemaksiatannya pada orang lain). Dan sesungguhnya termasuk Al-majanah bila orang itu pada malam hari berbuat kejahatan, kemudian pada waktu paginya dia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku berbuat demikian dan demikian’ padahal malam harinya Robb-nya telah menutupi (aibnya tersebut), namun pagi hari dia sendiri yang membuka apa yang telah ditutup oleh Alloh,” (HR.Bukhori 5/3254).
Nabi saw bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak akan berkurang dari pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesataan, atasnya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengekornya, tidak berkurang bosa-dosa mereka sedikitpun” (HR. Muslim, At-Tirmizi, dan Ibnu Majah)
Hadits di atas senafas dengan hadits مَنْ سَنَّ سُنَّة حَسَنَة وَمَنْ سَنَّ سُنَّة سَيِّئَة. Al-Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa dua hadits sejenis merupakan motivasi untuk memprakarsai perkara-perkara yang baik sekaligus keharaman menginspirasi perkara-perkara buruk.
Siapapun yang yang menginspirasi orang lain untuk kebiasaan yang baik, ia pasti akan mendapat pahala seperti pahala-pahala orang yang terinspirasi olehnya sampai hari kiamat.
Demikian pula sebaliknya dengan hal-hal yang buruk. “Inspirasi di sini baik di masa hidup atau sesudah mati,” pungkas beliau. (Sarh Muslim, Maktabah Syamilah)
Hati-Hati memasang status, mengumbar keburukan di gambar status media dsb, ditambah dengan kata-kata yang tidak perlu apalagi memancing inspirasi kemaksiatan fikiran kotor dan lain sebagainya. Semuanya akan dimintakan pertanggungjawaban dihari kiamat dan mereka yang mengikuti dosanya akan dibebankan sebagai catatan keburukan yang menumpuk.
Kecuali ajakan kepada kebaikan, dzikrullah dan ketaatan kepada Al Quran dan hadits akan sebaliknya mengumpulkan kebaikan pahala orang-orang yang terinspirasi dengannya.
Semoga Allah membimbing kita dan kaum Muslimin untuk teguh mengikuti jalan yang diredhoi-Nya, Aamiin Yaa Robbal 'alamiin.
Demikian "( HIKMAH ) WASPADA MENJADI INSPIRATOR DOSA
Berkatalah yang baik atau diam. Ja..." semoga bermanfaat.
---
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151880144986840&set=a.117212296839.110306.109056501839&type=1
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Catatan Dakwah /
Facebook /
FB /
Notes /
YM /
Yusuf Mansur
dengan judul ( HIKMAH ) WASPADA MENJADI INSPIRATOR DOSA Berkatalah yang baik atau
diam. Ja.... Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://yusufmansyur-on.blogspot.com/2014/01/hikmah-waspada-menjadi-inspirator-dosa.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
admin -