Artikel Islami | Qurani & Teladan Rasul

Blog ini berisi artikel Islami, Qurani dan Teladan Rasulullah

4 (empat) Faktor Penentu Anti Bakteri pada Madu

Pada era Yunani dan Mesir kuno, madu sering digunakan untuk mengawetkan daging sehingga hasilnya masih tetap segar setelah beberapa minggu disimpan. Selain itu madu sudah dimanfaatkan untuk mengobati luka bakar dan luka akibat benda tajam. Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada luka (Adji, S, 2004).
4 (empat) Faktor Penentu Anti Bakteri pada Madu
Ada 4 (empat) faktor yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri pada madu. 
  1. Kadar gula yang tinggi akan menghambat bakteri sehingga bakteri tersebut tidak dapat hidup dan berkembang.  
  2. Tingkat keasaman madu yang tinggi (pH 3,65) akan mengurangi pertumbuhan dan daya hidup bakteri, sehingga bakteri tersebut akan mati.  
  3. Terdapat senyawa radikal hidrogen peroksida (H2O2) yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme patogen.  
  4. Terdapat senyawa organik yang bersifat antibakteri. Yang telah teridentifikasi antara lain polifenol, flavonoid, dan glikosida. (Kamaruddin, 2002)
Senyawa organik yang telah teridentifikasi memiliki aktivitas antibakteri yaitu “inhibine”. Berbagai mikroba ternyata sangat peka terhadap inhibine, bakteri gram negatif lebih peka dari bakteri gram positif. Kadar inhibine dalam madu ternyata sangat bergantung pada jenis, umur dan kondisi madu. Inhibine sangat sensitif terhadap panas suhu 60°C, keaktifan inhibine dalam madu hilang hanya dalam waktu 15 menit (Winarno, 1981).

Artikel tentang 4 (empat) Faktor Penentu Anti Bakteri pada Madu adalah sebuah karya ilmiah yang mengambil tema tentang madu. Judul asli dari artikel kali ini adalah Pemeriksaan Kualitas Madu Komersial. Penulisnya bernama Sri Agung Fitri Kusuma, M.Si., Apt. - seorang mahasiswi angkatan 2009 dari Universitas Padjadjaran, Bandung. 

Khasiat madu sangat ditentukan dengan kemurnian produk madu yang dihasilkan. Oleh karena itu, pada penelitian ini telah ditelusuri keaslian empat jenis madu yang banyak dipasarkan dan digunakan konsumen.

Lebah madu merupakan serangga yang berperan dalam menghasilkan madu. Serangga ini mengubah nektar yang dihasilkan tanaman menjadi madu selanjutnya madu akan disimpan dalam sarang lebah (Adji, S, 2004). Lebah madu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

  • Kerajaan : Animalia
  • Filum : Arthropoda
  • Kelas : Insecta
  • Ordo : Hymenoptera
  • Famili : Apidae
  • Genus : Apis
  • Spesies : Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis florea, Apis koschevnikovi, Apis laboriosa, Apis mellifera (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2002)
Madu dan Kandungan Kimianya
Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar. Senyawa – senyawa yang terkandung dalam madu bunga berasal dari nektar berbagai jenis bunga. Nektar adalah suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “necterifier” tanaman dalam bentuk larutan gula yang bervariasi. 


Komponen utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa serta terdapat juga dalam jumlah kecil sedikit zat – zat gula lainnya seperti maltosa, melibiosa, rafinosa serta turunan karbohidrat lainnya. (Adji, S, 2004). Madu mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium, magnesium, alumunium, besi, fosfor, dan kalium. Vitamin – vitamin yang terdapat dalam madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin K. Sedangkan enzim yang penting dalam madu adalah enzmi diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase, dan lipase. Selain itu unsur kandungan lain madu adalah memiliki zat antibiotik atau antibakteri (Adji, S, 2004).

Nilai kalori madu sangat besar 3.280 kal/kg. Nilai kalori 1 kg madu setara dengan 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu, 1,68 kg daging, 25 buah pisang, 40 buah jeruk, dan 4 kg kentang. Madu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan rendah lemak. Kandungan gula dalam madu mencapai 80 %, asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamat. Sementara itu, asam organik yang terdapat dalam madu adalah sam asetat, asam butirat, format, suksinat, glikolat, malat, proglutamat, sitrat, dan piruvat (Adji, S, 2004).


Dan salah satu madu komersil yang telah teruji adalah Madu Tropis Brazil. Dengan berat 300 gram, Madu Tropis Brazil telah membuktikan khasiatnya. Beberapa penyakit yang bisa ditanggulangi antara lain; Thalasemia, diabetes, jantung, hipertensi, TBC, mata dan kulit, diare, gangguan kehamilan, rheumatik dan sakit sendi.

Anda berminat dengan Madu Tropis Brazil? Hubungi: 085721109590 (SMS/WA)
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori 4 (empat) Faktor Penentu Anti Bakteri pada Madu / Anti Bakteri / Faktor Penentu / Madu dengan judul 4 (empat) Faktor Penentu Anti Bakteri pada Madu. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://yusufmansyur-on.blogspot.com/2015/03/4-empat-faktor-penentu-anti-bakteri.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: admin -